Minggu, 29 September 2019

Puisi Senja "Siap Yang Sakiti Senja"

Baru kali ini aku menemukan senja yang tak menampakkan kebahagiaan

Pertanda apakah ini?
Padahal aku menginginkan senja menghiburku sore ini
Tetap siapa yang terjadi? Justru senja ikut terpuruk dalam kesedihan
Semua orang mengharapkan senja hadir dengan indah nan cerah
Banyak orang yang mengharapkan senja hadir membawa kebahagiaan
Tetapi kali ini senja mengecewakan semua orang
Bahkan senja kali inipergi dengan sangat cepat
Siapa yang berani menyakiti senja?

Puisi Sang Penerang

wahai sang penerang
kau hidup untuk menerangi para insan insan
kau bagai laksana di kegelapan
keu menerangi kegelapan dengan cahaya yang kau berikan

wahai sang penerang
kau bukan putra putri bermahkota
tapi kami anggap kau raja dan ratu dalam kegelapan
karna cahaya yang kau berikan

kau korban kan waktumu untuk kami
kau korbankan ilmumu untuk kami
kau korbankan keringatmu untuk kami
untuk mendidik kami

kau ajarkan kami arti-arti kehidupan
kau ajarkan kami lewat coretan coretan berkesan
kau ajarkan kami dengan rasa sayang
menuju manusia yang berbakti pada negara

terima kasih atas jasa jasamu 
terima kasih atas cahaya mu
terima kasih atas pengorbanan mu
mendidik yang kelak akan menjadi insan insan yang ber ahklakul karimah

terima kasih wahai pahlawan tanpa tanda jasa oh guruku


Puisi POHON

Apa jadinya jika tidak ada Mu
Atas jasa jasa gratis yang kau beri
Hidup mati kami bergantung padamu
Terimakasih atas pohon

Kau berikan oksigen untuk kami bernapas dengan gratis
Kau berikan kami tempat berteduh saat panas maupun hujan
Semua yang melekat pada dirimu berarti bagi kami
Terimakasih pohon

Tapi sayangnya banyak yang tidak sayang denganmu
Dirimu di bakar dipotong untuk kepentingan sendiri
Bumi perlu dirimu Manusia juga butuh jasamu
Tapi maafkan manusia yang tidak bersukur sudah menghabisimu.

OH BUMI


Kau adalah tempat manusia berpijak
Tempat dimana adam dan hawa turun dari surga
Tempat yang sudah memberi kami tempat tinggal
Terimakasih bumi

Terimakasih telah memberi jasa tinggal di dirimu
Terimakasih sudah membuat kami hidup
Terimakasih sudah membuat kami bisa tidur,makan,minum,kerja,sekolah
Terimakasih bumi

Tapi sekarang dirimu tercemar
dengan tingkah buruk manusia
Tubuhmu diisi dengan sampah
Tubuhmu dibakar dengan api
Tubuhmu berat membawa milyaran manusia untuk mengelilingi matahari

Maafkan manusia bodoh yang telah membuatmu rusak
Maafkan semua bumi



BERKARYA DI TENGAH PANDEMI MA SOEBONO MANTOFANI

Meski saat ini Indonesia tengah diuji dengan pandemi covid-19, Siswa/i MA Soebono Mantofani Ciputat Tangerang Selatan tetap menyalurkan a...